Nagan Raya, Aceh | inspirasipublik.id – Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Penertiban Tambang Ilegal menurut informasi bentukan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem tidak dibutuhkan oleh rakyat, karena menurut rakyat orang ditunjuk dalam Satgassus itu tidak melaporkan kebenaran, melainkan kepentingan pribadi.

Rakyat Aceh, khususnya di Kabupaten Nagan Raya meminta Mualem selaku Gubernur Aceh lebih pro kepentingan rakyat dibandingkan dari orang-orang di sekelilingnya memanfaatkan kekuasaan dan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Masyarakat juga menyampaikan kepada media, tidak bertanggung jawab jika amuk massa masyarakat menimbulkan kriminalitas terhadap orang-orang menyebut dirinya tim Satgassus terutama di wilayah Nagan Raya, Minggu (05/10/25).
Wahyudin, akrab dikenal Wahyu Beutong, salah seorang Pemuda Beutong peduli masyarakat ekonomi lemah mengatakan, Satgassus bentukan Mualem itu tidak dibutuhkan oleh masyarakat Aceh dalam penertiban tambang ilegal, terutama di wilayah Nagan Raya.
“Satgassus tersebut turun kelapangan terkesan memiliki kepentingan pribadi dan kelompok, bukan membela dan memperjuangkan kepentingan pemerintah untuk rakyat, omong kosong oknum Satgassus diturunkan ke Nagan Raya, apalagi oknum bernama inisial H itu,” sebut Wahyu Beutong.
Kata Wahyu, Mualem sebagai pemimpin di Aceh agar lebih pro atau membela kepentingan rakyat, bukan berbuat sebagai penguasa yang terkesan menindas dan menghambat kepentingan rakyat untuk memperjuangkan hidup lebih layak.
“Kami berkomitmen berjuang bersama rakyat untuk mewujudkan harapan masyarakat meskipun kami harus berseberangan dengan penguasa terkesan menerima laporan orang-orang berkepentingan demi kelompok dan pribadi,” tegas Pemuda Beutong itu.
Wahyudin menyampaikan, pernyataan oknum H mengaku dari Satgassus mendukung Gubernur Aceh itu semua adalah omong kosong dan disinyalir statemen penjilat penguasa, “Rakyat tidak terima dan mengutuk hal tersebut,” katanya.
“Tambang emas rakyat di Nagan Raya dikerjakan dengan mengedepankan pemeliharaan lingkungan, setelah dikerjakan menambang oleh masyarakat, bekas lubang galian ditutup kembali seperti semula, bahkan tidak menggunakan bahan jenis mercury,” ungkap Wahyudin.
Katanya, ada lahan bekas tambang emas telah ditutup kembali dan saat ini bahkan sudah ditanami tanaman kelapa sawit, apakah kegiatan seperti itu merusak lingkungan dan merusak struktur tanah?
“Jangan mudah termakan omongan para provokator dan penjilat memiliki kepentingan dan terkesan menzalimi kepentingan masyarakat banyak, Mualem diminta agar lebih selektif dan pro rakyat dalam menanggapi laporan dan informasi,” saran Wahyu Beutong.

Agus Salim, alias Cek Guh Rimueng Kila meminta kepada Muzakir Manaf, atau disapa Mualem agar benar-benar memperhatikan kepentingan masyarakat banyak, terutama bagi kebutuhan masyarakat menyangkut Priok atau kebutuhan perut sehari-hari, Oknum mengatas namakan diri Satgassus, Hasbi, pernyataannya sangat menyakitkan dan mengecewakan bagi rakyat.
“Jangan salahkan masyarakat jika sewaktu-waktu pergerakan Hasbi tersebut menimbulkan amuk massa, dan menyebabkan dampak kriminalitas akibat ulahnya itu, kami hanya mengingatkan dan menyarankan untuk kebaikan bersama,” kata Agus Salim Rimueng Kila.
Menurut Cek Guh, Mualem agar tidak menghentikan aktivitas tambang emas rakyat karena kebutuhan untuk sehari-hari puluhan ribu masyarakat, terkait perizinan untuk melegalkan, masyarakat penambang juga sedang mempersiapkan koperasi.
“Proses izin jalan terus dan aktivitas kinerja usaha tambang emas rakyat agar terus berjalan demi tidak terhentinya pendapatan masyarakat yang hidup dari tambang atau dapat disebut ribuan kepala keluarga menganggur,” papar Cek Guh Rimueng Kila.*
Reporter : Surya Pase