Pemerintah Diminta Lebih Peka Selamatkan Pemuda Generasi Muda dari Pengaruh Diera Digital

Daerah58 Dilihat

Aceh Tamiang, Aceh | inspirasipublik.id – Ikatan Alumni Darul Huda Lueng Angen (IKADA) sukses gelar Talkshow Ramadhan (TSR) di Kupi Disini Official, Tualang Cut 21 Maret 2025, hadirkan diskusi mendalam tentang tantangan dan solusi dalam membimbing generasi muda di era digital.

Acara ini menghadirkan tokoh-tokoh pesantren terkemuka, termasuk, Ayah Ramli (Pimpinan Dayah Al Azhar Al Aziziyah), Abi Syarkawi (Pimpinan Dayah Jamilul Huda), Abi Syahrul Rajab (Tokoh Agama Tualang Cut), Tengku Muarif (Pimpinan Dayah Raudhatun Najah Tsani Al Aziziyah) sebagai moderator.

Meskipun diskusi berlangsung dengan antusiasme tinggi, sangat dibutuhkan perhatian pemerintah secara terbuka khusus terhadap acara ini, karena momen awal acara ini dinilai masih sebatas “melirik” tanpa dukungan konkret.

Teknologi Digital: Peluang atau Ancaman?

Dalam talkshow tersebut, Abi Syahrul Rajab menyoroti pengaruh besar dunia digital terhadap anak muda secara kaca mata sosiologi dan pengaruh lingkungan dinilai tergolong kuat.

“Dunia digital menawarkan banyak peluang, tetapi juga ancaman serius. Jika tidak diarahkan dengan baik, generasi muda akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang merusak moral daripada untuk belajar dan berkarya,” ujar Abi Syahrul Rajab.

Ia menekankan pentingnya bimbingan dari keluarga, guru, dan lingkungan agar anak muda tidak terjebak dalam pola hidup konsumtif dan kehilangan nilai-nilai agama. Maraknya judi online dan kecanduan game menjadi perhatian khusus.

“Judi online bukan sekadar permainan, tetapi telah menjadi penyakit sosial menghancurkan ekonomi keluarga para kepala rumah tangga dan moral bagi remaja serta pemuda. Ini harus menjadi perhatian serius bagi kita semua,” tegasnya.

Pesantren: Benteng Moral Generasi Muda,

Sementara itu, Ayah Ramli menegaskan bahwa pesantren harus menjadi benteng utama dalam membangun karakter pemuda.

“Pesantren adalah pusat pendidikan moral dan akhlak. Jika ingin menyelamatkan generasi muda dari pengaruh negatif teknologi, maka perkuatlah peran pesantren dalam kehidupan mereka,” kata Ayah Ramli.

Ia juga berharap pemerintah tidak hanya sekadar memberi perhatian, tetapi juga memberikan dukungan nyata, seperti bantuan fasilitas, beasiswa santri, dan program pemberdayaan ekonomi berbasis syariah.

Momentum Ramadhan, Waktu untuk introspeksi dan Berbenah

Dalam kesempatan yang sama, Abi Syarkawi mengajak generasi muda untuk menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk beramal dan berkontribusi bagi masyarakat.

“Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga momen untuk meningkatkan keimanan, kepedulian sosial, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, termasuk judi online dan kecanduan dunia maya,” jelas Abi Syarkawi..

Ia menegaskan bahwa anak muda harus berperan aktif dalam pembangunan bangsa, bukan hanya menjadi pengguna pasif teknologi.

Terhadap dukungan pemerintah , Perhatian Saja Tidak Cukup

Di tengah diskusi yang penuh semangat, muncul kritik terhadap sikap pemerintah selama ini dinilai hanya sekadar “melirik” tanpa tindakan nyata.

“Kami sangat menghargai perhatian pemerintah terhadap kegiatan ini, tetapi perhatian saja tidak cukup. Generasi muda butuh program nyata, bukan sekadar apresiasi tanpa aksi,” ujar Tengku Muarif sebagai moderator.

Peserta talkshow berharap pemerintah bisa lebih aktif dalam menyediakan program edukasi digital berbasis Islam, mendukung pesantren dengan fasilitas yang lebih baik, menggalakkan kampanye melawan judi online dan kecanduan game, serta menciptakan ruang-ruang produktif bagi generasi muda untuk berkarya.

Kesimpulan dari Talkshow Ramadhan ini jelas: Jika ingin menyelamatkan generasi muda, harus ada sinergi antara pesantren, masyarakat, dan pemerintah—bukan hanya perhatian sekilas, tapi aksi nyata.*

Reporter : SAP
Iq
Kupi Disini Official – Tempat Inspirasi, Ngopi, dan Berbagi Ilmu!

Tinggalkan Balasan