Masyarakat Tambang Emas Nagan Raya Protes TER Ditutup Dadakan atas Instruksi Mualem

Daerah90 Dilihat

Nagan Raya, Aceh | inspurasipublik.id – Dikabarkan, pada Sabtu, 05 Oktober 2025, Tim Satuan Tugas Khusus (Satgassus) penertiban tambang ilegal disebut-sebut bentukan Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) turun ke wilayah pantai barat, salah satunya ke Nagan Raya.

Massa masyarakat dari berbagai kecamatan tersebut menunggu dikabarkan tim dari Provinsi Aceh, Satgassus penertiban tambang emas dan rombongan Pansus DPR Aceh beserta unsur pemerintah lainnya di Gerbang Lueng Baro, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya, Sabtu (05/10/25).

Informasi tersebut ternyata direspon baik oleh ratusan masyarakat Kabupaten Nagan Raya diketahui selama ini bergantung hidup dari tambang emas rakyat (TER), baik sebagai pekerja maupun pendulang.

Para pendemo menuntut pemerintah untuk membuka kembali akses tambang dan mencari solusi agar kegiatan tersebut dapat berjalan secara legal.

Terhimpun informasi oleh media ini, ratusan masyarakat turun ke jalan dengan tujuan melakukan aksi damai mewakili puluhan ribu kepala keluarga dan rakyat daerah berjuluk Bumi Seribu Rameune itu untuk sampaikan aspirasi dan sikap protes atas ditutupnya secara dadakan tambang emas rakyat.

Mereka juga meminta agar pemerintah tidak serta-merta menutup tambang tanpa memberikan alternatif mata pencaharian bagi masyarakat.

Syahrul Fahmi, sering di sapa Tentra Wali, selaku Koordinator Aksi Damai itu, mengatakan hari ini dirinya bersama masyarakat menyuarakan hak penambang. jika tidak ada penyelesaian, hari Senin pihak bersama massa akan mendemo DPRK jika tidak ada penyelesaian di tingkat Nagan Raya, maka massa aksi ini siap lakukan aksi dan akan demo sampai ke DPR Aceh.

“Kami mendesak pemerintah Aceh harus segera mengeluarkan Wilayah Tambang Rakyat ( WPR) agar kami masyarakat tidak terlalu lama menganggur,” seru Syahrul Fahmi.

Agus Salim, alias Cek Guh Rimueng Kila dipercayakan sebagai orator aksi damai masyarakat pegiat tambang emas rakyat tersebut dan menyatakan dirinya mendukung masyarakat memperjuangkan tambang emas rakyat dan keberatan atas kebijakan pemerintah Aceh menutup tambang emas rakyat secara dadakan tanpa kajian pro rakyat.

Dalam orasinya, Agus Salim menyampaikan pihaknya atas nama kepentingan rakyat memohon kepada pemerintah agar tambang rakyat belum berizin tidak dihentikan, “Kami menghormati kebijakan pemerintah namun sebelum resmi tambang rakyat izinkan kami terus bekerja karena ini urusan perut,” ujarnya.

Sementara itu Lili, perwakilan inong bale meminta agar pemerintah segera membuka kembali tambang agar masyarakat selama ini bergantung hidup bermata pencaharian ditambang emas rakyat itu bisa menghidupi dan memberi harapan untuk anak-anak sedang bersekolah baik di pesantren serta perguruan tinggi.

Lili, diketahui seorang warga dhuafa bergantung hidup dari mendulang dari tambang emas di wilayah Nagan Raya sudah bertahun-tahun lamanya, ia mengatakan selama aktivitas pertambangan rakyat tersebut beraktivitas sangat banyak membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Ini selama tambang emas rakyat ditutup, kami enggak tahu mau bekerja dimana lagi, jangan sampai kami jadi pencuri. Selama ada tambang kami bisa menghidupkan dapur keluarga bisa memberikan anak pendidikan pesantren,” ungkap Lilis dibenarkan oleh peserta lainnya.

“Kami mohon kepada Bapak Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) untuk memberikan kesempatan kami bekerja, kami tidak menggunakan bahan berbahaya dan bahkan kami bekerja di tanah sendiri,” tambah peserta orasinya

Dalam aksi damai tersebut peserta aksi tidak bertemu dengan tim Satgasus bentukan Gubernur Aceh tersebut, hingga sore hari masa aksi membubarkan diri.

Direncanakan, mereka kembali melakukan aksi di gedung DPRK Nagan Raya, bahkan hingga ke Provinsi Aceh jika tuntutan mereka belum dikabulkan.

Reporter : Surya Pase