Takengon, Aceh | inspirasipublik.id – Nelayan Cangkul Padang dan Cangkul Dedem di Danau Lut Tawar gelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah, Jumat pagi, 16 Mei 2025.
Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan dianggap merugikan nelayan jenis tangkap ikan ini di Danau.
Dalam orasinya, Sadikin, menyuarakan kekecewaan terhadap pemimpin dinilai tidak peduli terhadap nasib rakyat kecil.
Selain Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah, Nelayan HAMAS minta dihadirkan PLN dan pihak Pajak Cangkul Padang dilarang dibongkar sebelum Nelayan bertemu bupati.
“Hari ini kami akan menyaksikan, betul atau tidak pemimpin itu adalah pelayan bagi rakyatnya, termasuk kami,” kata Sadikin, Jum’at 16 Mei 2025.
Sadikin menjelaskan, aspirasi yang mereka bawa adalah suara orang tua dan keluarga nelayan yang menggantungkan hidup dari danau.
“Kami nelayan Aceh Tengah bukan mencari kekayaan, hanya mencari sesuap nasi untuk menafkahi keluarga. Jangan perlakukan kami seperti dijajah, kita sudah merdeka,” tegasnya.
Mereka menuntut kejelasan terkait regulasi yang mengatur aktivitas mereka di Danau Lut Tawar. Mereka berharap aturan yang ada disosialisasikan dengan cara yang bermartabat.
“Kalau regulasinya sudah jelas, aturannya ada, sampaikan ke kami secara beradab, bukan biadab,” tambah Sadikin.
Massa aksi sempat mendesak untuk masuk ke dalam gedung DPRK guna menyampaikan aspirasi secara langsung. Namun, hingga berita ini ditulis, mereka masih tertahan di depan pagar.
Para nelayan mendesak agar anggota DPRK Aceh Tengah turun tangan menemui mereka secara langsung.
Aksi berlangsung damai dengan pengawalan ketat aparat keamanan. Para nelayan menyatakan akan tetap bertahan hingga ada tanggapan resmi dari wakil rakyat.
Reporter : SiGe